Kamis, 16 Maret 2017

Tentang daerah manggarai

 MANGGARAI

Sebagai kabupaten yang mempunyai areal persawahan terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kabupaten Manggarai dikenal dengan ekowisata persawahan (lodok) berbentuk sarang laba-laba. Seperti apa?

SEJAUH ini wisatawan domestik atau mancanegara hanya mengenal lingko, sawah yang dibentuk atau dibagi seperti jaring laba-laba di Desa Cara, Kecamatan Cancar, Kabupaten Manggarai. Bahkan kemasyuran lingko Cancar sudah mendunia, dan menjadi karya ‘kanonik’ fotografi, membicarakan lingko kurang tepat tanpa menyinggung lingko Cancar.
Meski tidak selegendaris lingko Cancar, di wilayah Kabupaten Manggarai masih terdapat beberapa lingko. Salah satunya adalah persawahan Lingko Ratung milik petani di Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. Lingko ini tidak terlalu jauh dari Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai.  Dari puncak Golo Cador bagian Timur Bandara Frans Sales Lega, lingko ini terpampang bak lukisan naturalis raksasa. Menghampar kehijauan yang diselimuti kabut tipis saat pagi dan petang menjelang. Sangat menarik menjadi lokasi ekowisata, kita bisa melakukan trekking sembari menghirup segarnya oksigen di daerah ini.
Selain keindahan sawah bak jaring laba-laba tersebut, kita juga merasakan sejuknya udara dari rerumputan yang tumbuh di sekitar puncak Golo Cador dan  bonus pemandangan berupa ratusan hektar areal persawahan  berbentuk terasering  di bagian Utara lingko.
Diterangi sinar matahari, bagian pusat lingko terlihat dari kejauhan yang merupakan jantung  aliran air kemudian mengalir ke dalam empat jalur untuk  mengaliri petak-petak sawah dari pusat koordinat lingko.
Semakin ke luar petak-petak sawah semakin membesar dan bagian luar membetuk lingkaran yang dalam bahasa Manggarai disebut cicing, bagian terluar dari sawah (lodok).

Lodok  Lingko Ratung saat sawah masih hijau. (Foto: FBC/Hironimus)

6 komentar: